Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958, tanggal 26 Juni 1958, Lembaran Negara No. 68/58 Tahun 1958, tanggal 10 Juli 1958, tentang Peraturan Bendera Kebangsaan, telah menguraikan secara jelas dan terperinci tata krama dan tata cara penggunaan Bendera Merah Putih. Di bawah ini merupakan peraturan yang perlu diketahui :
1. Pasal 1
Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih, selanjutnya disebut Bendera Kebangsaan, berbentuk segi empat panjang, yang lebarnya dua pertiga dari panjangnya; bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih, sedang kedua bagian itu sama lebarnya.
1. Untuk menjaga kehormatan bendera kebangsaan, maka bahannya dibuat dari kain yang kuat dan tidak luntur. Ukuran bendera telah ditetapkan, paling besar tidak melebihi bendera pusaka, yaitu 2 m x 3 m. Bendera Pusaka adalah yang pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, yang dibuat / dijahit oleh Ibu Negara Ny. Fatmawati Soekarno.
2. Pasal 5 ayat (2)
Bendera Kebangsaan tidak boleh dipergunakan untuk memberi hormat kepada seseorang dengan menundukkannya seperti lazim dilakukan pada waktu memberi hormat pada panji-panji.
1. Pasal 6
1) Pada umumnya Bendera Kebangsaan dikibarkan pada waktu siang hari, antara saat matahari terbit dan matahari terbenam. (Untuk mudahnya ditetapkan jam 06.00-18.00).
2) Dalam hal-hal yang luar biasa, yaitu pada waktu seluruh Nusantara Bangsa sangat bergembira, atau sangat berduka cita atau untuk mengobar-ngobarkan semangat membela tanah air, maka pemerintah dapat menentukan lain dari yang tersebut dalam ayat (1).
1. Pasal 7 ayat (4)
Pengguanaan Bendera Kebangsaan diperbolehkan pada waktu dan di tempat.
1) Diadakan perhelatan perkawinan, sunatan, perayaan agama atau adat yang lain yang lazim dirayakan.
2) Didirikan bangunan jika pemasangan ini menjadi kebiasaan, dalam hal ini pemasangan dapat dilakukan siang malam.
3) Diadakan pertemuan-pertemuan seperti muktamar, konferensi, peringatan tokoh-tokoh nasional atau hari-hari bersejarah.
4) Diadakan perlombaan-perlombaan.
5) Diadakan perayaan-perayaan sekolah.
6) Diadakan perayaan-perayaan lain dimana bendera dapat dianggap sebagai tanda kegembiraan umum.
7) Diadakan perayaan organisasi.
Menurut kebiasaan di beberapa daerah dalam membuat rumah dipasang Bendera Sang Merah Putih pada wuwungan atap siang malam terus-menerus. Oleh karena sudah menjadi kebiasaan dan penggunaan bendera merah putih disini bukan berarti penghinaan, melainkan penghargaan yang tinggi, maka penggunaan bendera merah putih pada pendirian rumah sebaiknya jangan dilarang. Sudah menjadi kebiasaan pula, alat angkutan besar / sedang yang digunakan saat mengantar dan menjemput jemaah haji, memasang bendera merah putih sebagai tanda pernyatan kegembiraan, cara penggunaannya hendaklah yang benar dan tidak memberi kesan menurunkan derajat kehormatannya. (Diletakkan di bagian atas sisi depan kanan kendaraan melebihi atapnya).
1. Pasal 10
1) Bendera kebangsaan dikibarkan setiap hari :
a) pada rumah – rumah jabatan atau di halaman rumah – rumah jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur Kepala Daerah yang setingkat dengan itu,
b) pada rumah – rumah jabatan atau di halaman rumah – rumah kepala daerah.
2) Bendera Kebangsaan dikibarkan :
a) setiap hari kerja pada gedung – gedung atau di halaman gedung –gedung MPR, DPR, Departemen, Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Dewan Pengawas Keuangan, dan gedung – gedung yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan,
b) setiap hari sekolah pada gedung – gedung sekolah negeri dan sedapat – dapatnya pada gedung – gedung sekolah swasta nasional,
3) Pada gedung – gedung atau di halaman gedung – gedung tersebut dalam ayat – ayat di atas, kecuali pada gedung atau di halaman gedung – gedung sekolah swasta, tidak boleh dipasang bendera organisasi.
1. Pasal 11
Bendera Kebangsaan sebagai “tanda kedudukan” Presiden, Wakil Presiden, berukuran 36 cm x 54 cm, dan untuk mantan Presiden, mantan Wakil Presiden, Menteri, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua MA, Jaksa Agung, dan Ketua Bepeka, berukuran 30 cm x 45 cm, dipasang pada mobil sebelah muka di tengah – tengah. Bagi lain – lain orang penggunaan demikian dilarang.
1. Pasal 13
Jika kain itu atau kertas merah putih yang bukan bendera, dipakai sebagai hiasan, maka warna merah selalu diatur di sebelah atas.
1. Pasal 15
Bendera Kebangsaan dipasang pada kendaraan harus pada tiang. Jika hanya satu bendera supaya dipasang di sebelah kanan dan jika menggunakan dua bendera, maka bendera yang kedua dipasang di sebelah kiri. Ukuran bendera tidak boleh melebihi 20 cm x 30 cm.
Bila Bendera Kebangsaan dipasang bersama – sama bendera lain, maka bendera lain itu dipasang di sebelah kiri.
1. Pasal 19
1) Bendera Kebangsaan dinaikkan pada tiang atau diturunkan dengan perlahan – lahan serta khidmat dan bendera itu tidak boleh menyentuh tanah.
2) Jika Bendera Kebangsaan hendak dipasang setengah tiang, maka bendera itu dinaikkan dulu sampai ke ujung tiang, dihentikan sejenak dan kemudian diturunkan sampai setengah tiang. Jika bendera setengah tiang hendak diturunkan, maka bendera tersebut dinaikkan dahulu sampai ke ujung tiang, berhenti sejenak, dan kemudian diturunkan.
1. Pasal 20
Pada waktu upacara penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak, berdiam diri, sambil menghadap ke muka kepada bendera sampai upacara selesai.
Mereka yang tidak memakai seragam, memberi hormat dengan cara sikap sempurna, sedang semua jenis tutup kepala harus dibuka, kecuali ikat kepala, sorban, dan kerudung atau topi wanita yang dipakai menurut agama atau adapt kebiasaan.
1. Pasal 21
Bendera Kebangsaan tidak boleh :
1) Dipasang atau dipakai sedemikian sehingga mudah koyak atau kotor,
2) Dipakai sebagai langit – langit, atap, pembungkus barang, tutup barang, reklame perdagangan dengan cara apapun juga,
3) Digambari, dicetak, atau disulam pada barang – barang yang pemakaiannya mengandung kurang penghormatan terhadap Bendera Kebangsaan,
4) Disemati lencana, huruf, kalimat, angka, gambar, atau tanda – tanda lain.
1. Pasal 23
1) Bila Bendera Kebangsaan dipasang bersama – sama dengan Bendera Kebangsaan Negara asing, maka bendera itu dikibarkan pada tiang – tiang / tongkat – tongkat tersendiri yang sama tingginya dan sama besarnya, sedangkan ukuran – ukuran bendera – bendera itu sama atau kira – kira sama.
2) Dalam hal itu Bendera Kebangsaan diberi tempat menurut ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
a. Jika hanya ada sebuah bendera asing, maka Bendera Kebangsaan dipasang di sebelah kanan.
b. Jika bendera dari beberapa negara asing, maka semua bendera dipasang dalam satu baris. Bendera Kebangsaan ditempatkan di tengah jika jumlah bendera – bendera itu ganjil atau dipasang di sebelah kanan jika jumlah itu genap.
c. Dalam pawai atau defile dimana Bendera Kebangsaan dibawa bersama – sama dengan bendera kebangsaan asing, maka kepada Bendera Kebangsaan diberi tempat sesuai dengan ketentuan sub a dan sub b.
d. Jika Bendera Kebangsaan asing dipasang pada tongkat yang bersilang, maka kain Bendera Kebangsaan dipasang di sebelah kanan, sedangkan tongkatnya ditempatkan di depan tongkat bendera asing itu.
1. Pasal 26
1) Bila Bendera Kebangsaan dipasang bersama – sama dengan bendera atau panji – panji organisasi, maka kepada Bendera Kebangsaan diberi tempat menurut ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
a. Jika hanya ada sebuah bendera panji – panji organisasi, maka Bendera Kebangsaan dipasang di sebelah kanan.
b. Jika ada dua atau lebih dari dua bendera atau panji – panji tersebut dipasang pada suatu baris, sedang Bendera Kebangsaan itempatkan di muka barisan tengah.
c. Dalam pawai atau defile yang terdiri dari satu atau lebih dari satu Bendera Kebangsaan maka Bendera Kebangsaan dibawa dengan memakai tingkat di muka barisan bendera atau panji – panji organisasi mendahului tiap – tiap rombongan.
d. Bendera Kebangsaan harus tampak lebih besar dan dipasang lebih tinggi dari bendera atau panji – panji organisasi.Bendera Kebangsaan tidak dipasang bersilang dengan bendera atau panji – panji organisasi. Pada waktu membawa Bendera Kebangsaan dalam pawai atau berdiri memegang bendera itu pada waktu upacara, maka tiang bendera tidak dipanggul di pundak.
sumber : suryantara.wordpress.com
kembali ke menu artikel : click