By Arya
Masih hangat di telinga kita beberapa hari yang lalu, Rabu 2 September 2009 Jawa Barat dan sekitarnya diguncang dengan kekuatan 7,3 skala ritchter dan menggetarkan mahkluk yang ada diatasnya termasuk kita tentunya.
Ketika bencana* gempa ini menimpa kita sebagian bertakbir, mengangungkan kebesaran kemahadahsyatan Yang Maha Kuasa dengan melafazkan Asma Allah. Allahu huakbar..........Dan begitu lemahnya kita dihadapan Tuhan, hanya dengan satu kejadian gempa ini seakan diri kita dalam kondisi seperti telur diujung tanduk. Dan kita sadar bahwasannya manusia adalah mahkluk yang lemah.
Beberapa menit kemudian setelah gempa siapakah diantara kita yang tidak memperbincangkannya? Siapakah diantara kita yang hanya menonton dan melihat-lihat penuh ketakutan. Seakan kejadian ini seperti kabar yang harus diperbincangkan.
Terlepas dari itu, mereka yang menjadi korban ketidakramahan alam ini harus menanggung derita yang amat. Sementara kita hanya menonton dan memperbincangkannya seakan mereka itu bukanlah bagian dari kita. Kini apakah setelah kejadian itu lalu kita hanya berdiam diri dan mendiskusikannya kepada teman-keluarga-atau semua orang yang kita temui. Sampai kapan penderitaan mereka itu akan selesai jika kita hanya menjadikannya bahan obrolan ringan disela istirahat.
Kini pertanyaannya adalah masih adakah setitik kepeduliaan kita untuk mereka itu? Sudahkah kita memberikan sesuatu yang amat berarti untuk mereka ketimbang hanya membahasnya dalam topi-topik obrolan. Jika kita memang menjadi bagian dari mereka dan kita adalah saudara mereka dan kita adalah satu bangsa dengan mereka apa yang sudah kita berikan untuk mereka?
Ketika bencana* gempa ini menimpa kita sebagian bertakbir, mengangungkan kebesaran kemahadahsyatan Yang Maha Kuasa dengan melafazkan Asma Allah. Allahu huakbar..........Dan begitu lemahnya kita dihadapan Tuhan, hanya dengan satu kejadian gempa ini seakan diri kita dalam kondisi seperti telur diujung tanduk. Dan kita sadar bahwasannya manusia adalah mahkluk yang lemah.
Beberapa menit kemudian setelah gempa siapakah diantara kita yang tidak memperbincangkannya? Siapakah diantara kita yang hanya menonton dan melihat-lihat penuh ketakutan. Seakan kejadian ini seperti kabar yang harus diperbincangkan.
Terlepas dari itu, mereka yang menjadi korban ketidakramahan alam ini harus menanggung derita yang amat. Sementara kita hanya menonton dan memperbincangkannya seakan mereka itu bukanlah bagian dari kita. Kini apakah setelah kejadian itu lalu kita hanya berdiam diri dan mendiskusikannya kepada teman-keluarga-atau semua orang yang kita temui. Sampai kapan penderitaan mereka itu akan selesai jika kita hanya menjadikannya bahan obrolan ringan disela istirahat.
Kini pertanyaannya adalah masih adakah setitik kepeduliaan kita untuk mereka itu? Sudahkah kita memberikan sesuatu yang amat berarti untuk mereka ketimbang hanya membahasnya dalam topi-topik obrolan. Jika kita memang menjadi bagian dari mereka dan kita adalah saudara mereka dan kita adalah satu bangsa dengan mereka apa yang sudah kita berikan untuk mereka?
KELUARGA BESAR PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
KABUPATEN BEKASI
Menerima infaq untuk disalurkan kepada korban gempa di Tasikmalaya melalui Biro PSDM bekerjasama dengan PPI Jabar untuk disalurkan kepada yang membutuhkan.
Contact Person : aji (02194909284)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar