Saksi Bisu Perjalanan Capaska 2009
Minggu, 2 Agustus 2009 di sebuah gedung tua peninggalan zaman Belanda menjadi saksi bisu perjalanan anak-anak muda yang penuh girah (semangat) yang membara bak si jago merah yang tak pernah padam. Gedung Juang ’45, disanalah mereka tumbuh dan berkembang menjadi pemuda yang tangguh dan mereka selalu tersenyum melihat bangsanya dengan senyuman kebanggaan bahwasannya mereka bangga sebagai pemuda
Dok. Infokom
Gedung Juang ’45 menjadi saksi, bahwa mereka telah berkorban dengan jiwa dan raganya untuk mengemban amanat rakyat
Hari itu, adalah hari terakhir mereka menapakkan kaki di Gedung Juang ’45 untuk selama-lamanya. Setelah sekian lama mereka berlatih, makan bersama, di push up bersama, tertawa bersama, dongkol dan sedih pun bersama. Seandainya Gedung itu seperti manusia tentu dia akan melambaikan tangan dan berucap “Selamat jalan anak-anak bangsa, teruskan perjuangan para pahlawan kalian dengan tugas yang mulia ini, yakni mengibarkan sang merah putih dan berkibar di angkasa”, dengan tetesan air mata dan keharuan yang amat dalam dia ikhlas merelakan kepergian mereka untuk selama-lamanya, Capaska 2009…..Selamat Berjuang…….
Kini pekikan yel-yel Paskibraka sudah tidak bergaung lagi di Gedung Juang ’45, teriakan kata “siap”, yang selalu terucap disetiap tarikan nafas Capaska 2009 sudah nyaris tak terdengar. Kerikil-kerikil yang selalu di injak-injak pun ikut bersedih, daun-daun dan pohon-pohon juga turut meneteskan air mata. Rerumputan dan semua benda dan mahluk yang ada disana melantunkan nyanyian kerinduan, dan bertanya kapan mereka akan kembali kepangkuan Gedung Juang ’45. Mereka akan menantikan dan selalu merindukan wajah-wajah Capaska 2009.
Senyum manis Capaska 2009 dan semangatnya itu selalu terngiang dikala mereka latihan, dan kini kesunyian Gedung tua itu kembali pada keadaan semula, sepi. Usai sudah Capaska 2009 berlatih di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar