IKATAN SEBUAH KELUARGA " Kakak dan Adik"
PPI diibaratkan seperti sebuah keluarga yang didalamnya terdapat kepala keluarga, ibu dan anak. Mereka semuanya memiliki fungsi dan peran masing-masing sehingga terjalin hubungan yang harmonis satu dengan lainnya. Antara Ayah dengan Ibu dan antara Kakak dengan Adik. Seorang ayah seperti pimpinan dalam organisasi yang memberikan perlindungan kepada keluarga ibu dan anak-anaknya, memberikan makanan dan kecukupan hidup sehari-hari, begitupun seorang ibu yang memberikan kasih dan sayang kepada anak-anaknya.
Seorang Kakak memberikan arahan dan bimbingan kepada adiknya serta melindunginya dari segala gangguan yang hendak mengancamnya. Sama seperti halnya seorang Kakak dan Adik di Paskibraka yang selalu memberikan perlindungan kepada adik-adiknya dan bukan sebuah pengekangan jiwa. Justru seharusnya seorang Kakak hendaknya memberikan arahan dan bimbingan untuk mensupport mereka untuk menjadi diri mereka sendiri. Seorang Kakak hendaknya pula bukan menjadi penghalang untuk Adik-adiknya berkreatifitas, justru seharusnya seorang Kakak menjadi wadah menyalur aspirasi mereka.
Harmonisasi dalam keluarga akan tercipta apabila saluran komunikasinya berjalan dengan lancar pun sebaliknya pertanda sebuah kelurga yang kurang harmonis disebabkan oleh kurang lancarnya jalur komunikasi. Pada saat-saat tertentu sepatutnya seorang Kakak membuka diri untuk berkomunikasi secara lebih dekat dengan adik-adiknya, bertanya tentang dirinya, dan membuka hati untuk mendengarkan keluh kesahnya. Seorang Kakak hendaknya tidak hanya bisa menyusuh dan memberikan perintah saja dalam keseharian. Tetapi cobalah untuk belajar mendengarkan isi hati adik-adiknya. Dengan adanya jalur komunikasi yang lancar akan tercipta sebuah hubungan yang harmonis.
Sebuah hubungan yang harmonis antara Kakak dan Adik jangan dilandaskan pada hubungan strata sosial atau hubungan kepangkatan dan status lainnya. Status sosial hanyalah simbol tetapi bukan menjadi alat atau dinding pembatas yang memisahkan hubungan antara Kakak dan Adik. Strata sosial bukanlah segala-galanya untuk menjadi yang istimewa tetapi justru akan menyebabkan sebuah perbedaan yang sangat jauh sehingga menjadi sulit untuk menjadi sebuah keharmonisan dan sebuah komunikasi.
Dalam sebuah organisasi memang hubungan antara Kakak dan Adik dibedakan oleh sebuah strata sosial seperti jenis kepangkatan, namun hal itu berlaku dalam moment-moment tertentu saja, tidak berlaku untuk selama-lamanya yang terkesan kaku. Kepangkatan hanya menimbulkan suatu perbedaan dan aroganisme seorang Kakak.
Hubungan antara Kakak dan Adik dalam sebuah organisasi sangat erat sekali, karena itu perlu dipupuk sejak dini agar benih-benih kekeluargaan dapat tumbuh subur dalam sebuah organisasi.
Seorang Kakak memberikan arahan dan bimbingan kepada adiknya serta melindunginya dari segala gangguan yang hendak mengancamnya. Sama seperti halnya seorang Kakak dan Adik di Paskibraka yang selalu memberikan perlindungan kepada adik-adiknya dan bukan sebuah pengekangan jiwa. Justru seharusnya seorang Kakak hendaknya memberikan arahan dan bimbingan untuk mensupport mereka untuk menjadi diri mereka sendiri. Seorang Kakak hendaknya pula bukan menjadi penghalang untuk Adik-adiknya berkreatifitas, justru seharusnya seorang Kakak menjadi wadah menyalur aspirasi mereka.
Harmonisasi dalam keluarga akan tercipta apabila saluran komunikasinya berjalan dengan lancar pun sebaliknya pertanda sebuah kelurga yang kurang harmonis disebabkan oleh kurang lancarnya jalur komunikasi. Pada saat-saat tertentu sepatutnya seorang Kakak membuka diri untuk berkomunikasi secara lebih dekat dengan adik-adiknya, bertanya tentang dirinya, dan membuka hati untuk mendengarkan keluh kesahnya. Seorang Kakak hendaknya tidak hanya bisa menyusuh dan memberikan perintah saja dalam keseharian. Tetapi cobalah untuk belajar mendengarkan isi hati adik-adiknya. Dengan adanya jalur komunikasi yang lancar akan tercipta sebuah hubungan yang harmonis.
Sebuah hubungan yang harmonis antara Kakak dan Adik jangan dilandaskan pada hubungan strata sosial atau hubungan kepangkatan dan status lainnya. Status sosial hanyalah simbol tetapi bukan menjadi alat atau dinding pembatas yang memisahkan hubungan antara Kakak dan Adik. Strata sosial bukanlah segala-galanya untuk menjadi yang istimewa tetapi justru akan menyebabkan sebuah perbedaan yang sangat jauh sehingga menjadi sulit untuk menjadi sebuah keharmonisan dan sebuah komunikasi.
Dalam sebuah organisasi memang hubungan antara Kakak dan Adik dibedakan oleh sebuah strata sosial seperti jenis kepangkatan, namun hal itu berlaku dalam moment-moment tertentu saja, tidak berlaku untuk selama-lamanya yang terkesan kaku. Kepangkatan hanya menimbulkan suatu perbedaan dan aroganisme seorang Kakak.
Hubungan antara Kakak dan Adik dalam sebuah organisasi sangat erat sekali, karena itu perlu dipupuk sejak dini agar benih-benih kekeluargaan dapat tumbuh subur dalam sebuah organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar